Kamis, 29 November 2007

tuhanku

tuhanku


tuhanku
di hening malam-Mu
diamku abadi

tuhanku
pada bening kidung-Mu
rinduku abadi

tuhanku
lewat sunyi jalan-Mu
jejakku abadi

tuhanku
dalam perahu semesta-Mu
cintaku abadi

karena fana-ku tak sampai...

Selasa, 27 November 2007

malam seribu kunang-kunang

malam seribu kunang-kunang

bulan membatu
batu membisu

ilalang merindu
rindu membeku

seribu kunang-kunang
mencari pendarnya
yang hilang

khianat malam
menghisap segala
cahaya

Senin, 19 November 2007

Kapan ya bisa kerja tanpa harus datang ke kantor?


Keseharianku adalah ilustrator majalah anak. Sepanjang hari lebih banyak di depan komputer. Bikin ilustrasi dan disain. Boleh dibilang mobilitas kurang karena lebih banyak bekerja dengan imajinasi daripada motorik. Apalagi nggak ada kepentingan untuk bertemu dengan orang atau klien.


Untungnya aku menyukai pekerjaan karena sesuai dengan hobby dari kecil. Kebayang kalau nggak..pasti membosankan. Aku sendiri punya prinsip loyalitas itu pada profesi..bukan pada lembaga tempat kita kerja. Makanya meski di kantor sering ada isu-isu yang negatif..kualitas hasil kerja tetap terjaga.

Ada satu hal yang selama ini aku angankan sekaligus inginkan. Yaitu suatu saat bisa kerja tanpa harus datang ke kantor tiap hari. Cukup sekali aja dalam seminggu. Kalau perlu sekali dalam sebulan. Selebihnya bekerja di rumah. Kemudian hasil kerja bisa dikirim via internet. Bukankah perkembangan teknologi informasi sangat memungkinkan?

Hanya saja hal tersebut sulit terwujud karena sejauh ini lembaga tempat aku bekerja masih konvensional. Masih melihat pentingnya kehadiran personal.Padahal dengan bekerja di rumah bisa lebih menghemat waktu dan energi. Monitoring pun tetap bisa dilakukan karena ada jadwal dan target kerja yang jelas. Kehadiran dilakukan pada hari tertentu yang sudah dijadwalkan. Terutama apabila hal-hal ada yang harus diputuskan bersama.

Dan dengan bekerja di rumah..hidup nggak stres karena harus terjebak macet tiap hari. Produktivitas meningkat karena nggak banyak waktu dan energi yang terbuang sia-sia. Dan memungkinkan untuk berdomisili di luar Jakarta..di sebuah kota kecil yang tenang dan manusiawi. Alangkah indahnya.

Andai saja....

Jumat, 16 November 2007

sudah tak ada lagi padaku

sudah tak ada lagi padaku

tuanku
tiap hari dari mulutmu
kau keluarkan ratusan pernyataan
padahal yang aku butuhkan
hanya kenyataan

tuanku
tiap hari dari tanganmu
kau keluarkan ratusan peraturan
padahal yang aku butuhkan
hanya perhatian

tuanku
tiap hari dari otakmu
kau keluarkan ratusan kebijakan
padahal yang aku butuhkan
hanya kebajikan

tuanku
tiap hari dari kuasamu
kau keluarkan ratusan jeratan
padahal sudah tak ada lagi padaku
sekedar jeritan

Rabu, 14 November 2007

Kesempatan

Sahabat...

Apakah kesempatan itu?
Benarkah kita bisa membuat kesempatan?
Ataukan dia ada begitu saja di depan kita?

Begitu sering kesempatan datang pada kita dan begitu sering pula kita mengabaikannya. Lalu kita merasa kehilangan kesempatan. Bagaimana kita bisa bilang telah kehilangan kesempatan kalau meresponnya saja tidak!

Padahal kalau kita mau merespon sebuah kesempatan, akan membuat datangnya kesempatan yang berikut dan akan menjadi efek domino dari peluang. Ada baiknya kita mempersiapkan diri, karena bertemunya persiapan dan kesempatan akan menciptakan keberuntungan.

Mari kita ubah paradigma. Responlah selalu setiap kesempatan!

Satu hal sederhana yang selama ini sering aku abaikan...

padamu duhai dinda




padamu duhai dinda
ketemui bening mata telaga
dan mutiara yang menitik darinya
oasis bagi hati yang dahaga

padamu duhai dinda
ketemui bening mata telaga
dan kilau yang memancar darinya
pelita bagi hati yang gulita

padamu duhai dinda
ketemui bening mata telaga
dan kulabuhkan perahu
yang kembara

di pinggiran bulan


bulan menggurat tepian malam
melukis senyum di sudut lelapmu
hening..
bening...

dan aku menari
di pinggiran bulan

selamat tidur gadis kecil

rumah kecil di lengkung pelangi

aku angankan untuk gadis kecil...
rumah yang damai di mana rumputan bebas menari
dan bunga-bunga berseri
di bawah lengkung warna-warni pelangi

aku angankan untuk gadis kecil...
rumah sang pemimpi di mana imaginasi bebas mengalir
dan malaikat-malaikat kecil
riang bermain...